Senin, 08 Agustus 2011

Perampok Kecil Tekuk 10 Karyawan

Bank BRI Banyu Urip, Jl Banyu Urip No 170 Surabaya dirampok, Senin (8/8), sekitar pukul 07.15 WIB. Uniknya, perampok ini beraksi seorang diri, namun mampu melumpuhkan 10 pegawai Bank BRI serta membawa lari uang Rp 79 juta.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Indarto yang langsung memimpin olah kejadian perkara di lokasi mengatakan, perampok itu bersenjata api dan terekam dalam CCTV. “Pelaku berkulit sawo matang, tidak gemuk, dan tinggi sekitar 165 cm,” tutur Indarto di lokasi, Senin (8/8). Dari rekaman itu diketahui pula, si perampok mengenakan topi dan jaket hitam berlogo BRI, serta masker biru untuk menutup wajah.
Menurut Indarto, uang Rp 79 juta yang dirampok itu terdiri atas pecahan Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 100.000.
Dari informasi yang dihimpun, perampok masuk areal bank yang pagarnya tidak terkunci. Di dalam ada satpam Wiyono yang bertugas malam hingga pagi. Menurut Rusbianto (34), tukang parkir, sekitar pukul 06.30, Dedi, satpam shift pagi datang dan bertemu perampok itu.
Kata Rusbianto, Dedi sempat menegur si perampok dan menanyakan maksudnya datang sepagi itu dan dijawab hendak memperbaiki CCTV. “Tapi memang CCTV di kantor ini rusak. Gambarnya sering terputus,” ujar Rusbianto di lokasi.
Meski alasan itu menyakinkan, Dedi tidak sepenuhnya percaya, karena pria itu tak membawa tas peralatan. Dedi pun masuk untuk mengonfirmasikan hal itu kepada kepala kantor, Edi, dan minta pria itu menunggu di luar.
Namun, saat Dedi menaruh tas punggungnya, pria itu ikut masuk dan langsung menodongkan pistol. Ia tak berkutik ketika kedua jempolnya diikat menggunakan cable tie (plastik pengikat kabel).
Perampok ini cukup nekat, karena ia menunggu seluruh pegawai datang dan melumpuhkan mereka satu per satu. Yang disekap 10 orang, yaitu Dedi, Wiyono, Yayuk (teller), Difki, dan Aldo (kebersihan), Edi (kepala unit), Sri dan Andre Prasetyo (marketing), dan dua karyawan magang. Semuanya dijejalkan dalam kamar mandi yang ukurannya cuma 1 meter x 1,2 meter.
“Pelaku juga mengikat tangan dan menyekap pegawai yang lain lalu dikumpulkan di dalam kamar mandi,” tutur Indarto.
Ada informasi, si perampok menanyakan kunci brankas kepada Edi. Dengan beberapa kali bentakan, Edi pun menyerahkan kunci. “Pelaku menggunakan tas Dedi untuk membawa uang,” tutur sumber itu.
Indarto menuturkan, si perampok keluar dari bank dengan berjalan santai ke arah timur. Meski begitu dari berbagai informasi yang dihimpun, banyak warga yang tak melihat perampok. Demikian juga dengan Rusbianto si tukang parkir. “Saya baru tahu ada perampokan ketika polisi datang ke sini,” tuturnya.
Kapolsek Sawahan Kompol Aris Budi Legawa menuturkan pihak bank melaporkan perampokan itu sekitar pukul 08.00 WIB. Artinya perampokan ini berlangsung lebih dari satu jam.
Karena itu Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung yang sempat datang ke lokasi kejadian menjelaskan pihaknya masih memeriksa 10 karyawan dan dua warga. Coki menyebut ada kejanggalan dalam perampokan itu. “Antara lain, 10 karyawan dikalahkan satu pelaku,” kata Coki.
Kejanggalan lain, kata Coki adalah, postur pelaku lebih kecil dibandingkan dua satpam bank, Dedi dan Wiyono. Bahkan, diketahui kemudian ada karyawan yang bisa melepas cable tie yang bila diikat dengan benar bisa menahan beban 22 kg.
“Soal apakah ada keterlibatan orang dalam, kita tunggu saja penyelidikan polisi,” kata Coki.
Untuk memburu perampok tunggal ini, Polrestabes Surabaya menurunkan tim terbaik dari dua unit, Resmob dan Jatanum.
Informasi yang berhasil dihimpun, polisi menduga pelaku lebih dari satu orang. Memang, yang terlihat beraksi hanya satu orang saja. “Pasti ada pelaku lain yang ada dalam kasus ini,” ujar sumber  kepolisian.
Pasalnya, tidak mungkin dalam perampokan sebuah bank, pelakunya hanya satu. Apalagi, di dalam bank ada satpam dan delapan karyawan yang bergantian datang ke bank.
“Minimal pelaku itu ada eksekutor, joki motor atau mobil yang mengantar eksekutor ke bank dan jangan lupa ‘jarum’ atau pelaku dari orang dalam,” imbuh polisi yang enggan namanya dikorankan itu.
Komplotan ini jelas memasang jarum di BRI Banyu Urip. Pasalnya, pelaku sepertinya mengenal betul lokasi dan kebiasaan karyawan di sana. Buktinya, pelaku beraksi di pagi hari sebelum semua karyawan ngantor.
“Menang saat pelaku beraksi, datang beberapa karyawan secara bergantian. Itu menunjukkan pelaku tahu jam kedatangan sebelum karyawan datang. Mungkin saja pelaku kehabisan waktu, sehingga eksekusi uangnya sedikit terlambat sampai akhirnya ada karyawan datang bergantian,” ulasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar