Mengingat peran penting Jatim dalam menopang produksi beras nasional, perlu dilakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan terjadinya puso atau gagal panen. Antisipasi inilah yang menjadi perhatian dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Di musim kemarau misalnya, Pemprov Jatim akan menyiapkan sumur-sumur berukuran 30x40 meter dengan kedalaman 4 meter dan memperkirakan waktu menebar benih.
Selain itu, kebijakan pemerintah mengenai jagung, beras, kedelai, gula dan ternak harus diterapkan dengan baik. Terlebih keluar masuknya sapi potong agar diperketat, khususnya ke Jateng, Jabar dan DKI Jakarta yang berakibat rusaknya harga daging sapi di Jatim.
Hal ini dikatakan Soekarwo pada acara Rapat Pleno Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jatim, di JW Marriot Hote Surabaya, Rabu (16/1/2013). Rapat pleno ini bertemakan Percepatan Pencapaian Swasembada Lima Komoditas Pangan Stategis (Padi, Jagung, Kedelai, Gula dan Daging Sapi) di Jatim 2014.
Dia menjelaskan, kerangka besar ketahanan pangan di Jatim, adalah meningkatkan indeks pertanaman (IP) terhadap jagung, padi dan kedelai dari 1,96 persen menjadi 2,3 persen. Selain itu, menaikkan nilai tukar petani (NTP), yakni selisih yang harus dibayarkan antara indeks harga yang diterima (IT) dengan indeks harga yang dibayarkan (IB).
"Sebagai penyangga ketahanan pangan nasional, Jatim ada berbagai program. Di antaranya, rencana aksi untuk meningkatkan sasaran produk tanaman pangan melalui luas tananam dan luas panen. Strategi lainnya, mengupayakan penurunan konsumsi beras dari 91,3 kg menjadi 87,24 kg," katanya.
Penurunan konsumsi berkaitan dengan income pendapatan masyarakat. Semakin sejahtera, semakin sedikit konsumsi nasinya. Ini karena makanan pokoknya bisa selain nasi, sehingga mereka secara tidak sadar akan diversifikasi pangan dengan sendirinya.
Untuk itu upaya konkret dalam mendukung percepatan pencapaian swasembada lima komoditas pangan, dengan peningkatan kesejahteraan petani. "Seperti penggunaan varietas unggulan dan adaptif, serta antisipasi kekeringan melalui mobilitasi pompa air," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar