SIDOARJO- Hujan yang mengguyur Sidoarjo tidak menciutkan nyali massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sidoarjo menyuarakan penolakan RUU Ormas yang tengah digodok di DPR RI. Mereka tetap menggelar orasi di depan Kantor DPRD Sidoarjo Jl Sultan Agung, Jumat (12/4/2013).
Massa berjumlahn sekitar 300 orang terdiri dari perempuan, anak-anak, dan lelaki dewasa itu tetap berdiri di sebelah barat Jl Sultan Agung. Ada yang mengenakan jas hujan dan membiarkan dirinya tersiram air hujan. Mereka justru memekikkan Allahu Akbar beberapa kali.
Petugas Polres Sidoarjo dan wartawan yang meliput acara demo penolakan RUU Ormas lari tunggang langgang untuk menghindari hujan. Ada yang lari ke kantor DPRD dan berteduh di bawah pohon angsana.
Koordinator aksi, M Rizki Nafis, menjelaskan RUU yang tengah dibahas itu justru mengusung semangat mengontrol dan merepresi ala Orde Baru melalui penghidupan kembali, larangan berpolitik bagi ormas dan mengontrol ormas secara ketat oleh pemerintah.
“RUU Ormas sangat berpotensial membungkam sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah dengan berbagai dalih,” tuturnya.
RUU yang ada ini juga sangat diskriminatif karena ada perbedaan pengaturan antara ormas biasa dengan ormas yang merupakan sayap partai, sehingga terkesan parpol mau menangnya sendiri.
“Jadi semua ormas harus tunduk kepada RUU, sedang ormas milik parpol tidak,” katanya.
Adanya diskrimintaif, massa HTI menolak RUU ormas karena RUU ini menjadi pintu sangat nyata bagi kembalinya rezim ala Orde Baru. Yang diperlukan sekarang adalah menata ulang kerangka berpikir secara benar tentang bagaimana membina masyarakat dan membawa negeri ke arah yang tepat.
“Dari fakta yang ada, ancaman yang terbesar itu tidak lain adalah ideologi sekularisme, kapitalisme dan imperialism modern yang telah mencengkeram negeri ini,” tandas M Rizki Nafis.
Aksi yang digelar di depan gedung wakil rakyat, kata Rizki Nafis agar didengar oleh wakil rakyat lantas disampaikan ke DPR RI. “Harapan kami seperti itu agar RUU Ormas ditolak,” tegas Nafis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar