Ketua Komisi D (pendidikan dan kesra) DPRD Surabaya, Baktiono mengaku miris melihat prestasi pendidikan kota Surabaya tahun ini. Menurutnya, prestasi tersebut mengindikasikan jika kualitas pendidikan di Surabaya kalah jauh dengan daerah lain di Jatim.
“Harusnya, Dinas Pendidikan Surabaya malu dengan hasil ini. Masa prestasi pelajar Surabaya kalah jauh dengan daerah lain di Jatim,” tegas Baktiono.
Menurut Baktiono, sebagai komisi yang salah satunya membidangi masalah pendidikan, selama ini pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin memberikan masukan dan berbuat yang terbaik bagi dunia pendidikan di Surabaya. Terakhir kalinya, Komisi D telah mengingatkan soal bahaya mutasi besar-besaran terhadap para guru yang dikhawatirkan akan menganggu persiapan siswa dalam menghadapi ujian nasional.
“Sekarang terbukti kan, apa yang kita khawatirkan dulu. Padahal selama ini, kita selalu memenuhi kebutuhan dari dinas pendidikan. Mulai dari anggaran pendidikan hingga kebutuhan fasilitas lainnya,” ungkap legislator asal PDIP ini.
Bahkan dengan pola pengelolaan pendidikan di Surabaya yang telah menggratiskan seluruh biaya pendidikan khususnya untuk sekolah negeri, harusnya prestasi pendidikan Surabaya tidak kalah dengan daerah lain di Jawa Timur. Apalagi, kebanyakan peserta didik di luar Surabaya selama ini masih harus membayar.
“Lengkap sudah penderitaan dunia pendidikan Kota Surabaya selama tahun 2013. Kalau berdalih banyak soal ujian yang bocor itu sangat tidak masuk akal,” tandasnya.
Diketahui, anggaran yang dikeluarkan untuk dunia pendidikan di Surabaya nominalnya tidak sedikit. berdasarkan data yang ia miliki, nilainya mencapai Rp 1,6 triliun atau 35 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mencapai Rp 5,7 triliun.
“Seharusnya prestasi pendidikan di Surabaya bisa menjadi barometer karena memiliki anggaran yang cukup besar. Kita akan evaluasi kinerja Dindik Surabaya terkait kebijakan dan sistem pendidikan,” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar