Wahun Irawan, adik bungsu Zainul Arifin meminta media tidak terlalu membesar – besarkan berita tentang kakaknya maupun sisi keluarganya, karena belum tentu kebenarannya.”Jangan sampai terlalu besar diberitakan masalah ini, karena juga belum tentu benar pelaku itu kakak saya. Masalahnya baru sebatas ada kesemaan ciri – cirinya,”pinta Wahun Irawan saat ditemui Surya di rumahnya.
Bahkan Wahun Irawan mencontohkan, sebelum ada polisi melakukan kroscek dan memberikan informasi kepada keluarganya, katanya lanjut Irawan, menurut pak polisi ada tiga anggota keluarga yang mengakui mirip keluarga mereka. Tapi akhirnya tidak benar juga.”Semoga ini juga tidak benar kalau itu Zainul Arifin,”harapnya.
Tapi kalau sudah terlanjur diberitakan luas, menurut Wahun Irawan, akan menjadi hal yang tidak baik bagi Arifin maupun keluarganya. Ia tidak melarang wartawan menulis apa adanya, terbukti keluarganya membuka lebar kesempatan bagi pers yang ingin menemuinya.
Zumaroh dan Wahun setali tiga uang dalam memberikan penjelasan kepada wartawan, tidak satupun diantara mereka merahasiakan sedikitpun tentang kehidupan Zainul Arifin dan keluarganya. Hanya saja ia tidak ingin berita tentang Arifin ini berdampak negatif bagi keuarganya, utamanya bagi Fatimah (30), istri Zainul Arifin.
“Boleh saja diberitakan, tapi jangan sampai berlebihan. Diakui setelah santer informasi jika pelakunya diduga Zainul Arifin, banyak warga yang tak percaya datang sekadar menanyakan kebenaran berita itu,”ungkapnya.
Tapi itupun tetap diterima baik keluarganya dan bahkan berterimakasih karena warga juga menunjukkan rasa simpatinya dan empatinya. Setiap ada tamu yang datang tidak dikenalnya, Wahun Irawan selalu berharap bisa menemui langsung, Jika hanya ibunya, dikhawatirkan salah memberikan jawaban karena usia dan tingkat pendidikan yang diakui sangat rendah, seperti anak – anaknya.
“Kalau Irawan itu ditinggal bapaknya saat masih dalam kandungan,” aku Zumaroh.
umaroh dan anak – anaknya kini semakin rajin nontot tayangan berita TV. Itu mereka lakukan semenjak ada informasi serta penyelidikan petugas kepolisian yang datang ke rumahnya , Jumat (14/6/2013) dan Sabtu (15/6/2013).
Tak hanya Zumaroh, Wahun Irawan sebelum berangkat dan pulang dari kerja sebagai kuli angkut di TPi Brondong juga rajin melihat berita – berita TV.
Apalagi kasur berukuran 1, 5 meter x 2 meter selalu digelar di ruang tamu, dimana TV satu – satunya ditempatkan bersebelahan dengan lemari tempat obat – obatan herbal dagangan Zumaroh yang dibiayai Zainul Arifin saat masih di rumah dan dipertahankan sampai saat ini.
“Saya sekarang lebih sering melihat tayangan berita di TV ketimbang acara lainnya, semenjak ada berita yang katanya menyangkut Arifi (panggilan Zainul Arifin, red),”ungkap Zumaroh.
Ia dan Wahun Irawan, selalu berharap cemas munculnya informasi lanjutan dari kasus bom bunuh diri di Polres Poso. Meski belum ada kepastian siapa sebenarnya pelaku bom bunuh diri itu, tapi Zumaroh dan keluarga semakin penasaran dan rasa ingin tahu lebih tinggi tentang pelaku tersebut.
“Sejak dua hari ini saya sama ibuk rajin melihat TV, khsususnya berita,”ungkap Wahun Irawan.
Apalagi setelah sampel darah Zumaroh diambil petugas kepolisian pada Sabtu (15/6/2013) siang, mereka mengaku tidak bisa meninggalkan acara berita – berita dari beberapa stasiun TV. Bahkan acap kali diganti – ganti canel dari beberapa siaran TV yang ada.
“Kami ingin cepat tahu hasil tes darah saya dan bagaimana benarnya soal keterkaitan dengan anak saya Zainul Arifin,”tambah Zumaroh.
Meski semakin penasaran, Zumaroh sekeluarga tetap yakin bahwa pelaku bom bunuh diri itu bukanlan Zainul Arifin. Kehidupan keseharian Arifin sama sekali tidak mencerminkan sebagai orang yang radikal.
Saat pamit hendak pergi mengadu nasib bekerja ke Qatar juga dianggap Zumaroh serta keluarganya sebagai sesuatu yang biasa dan tidak ada keganjilan apapun.
Apalagi sebelumnya juga pernah kerja du Malaysia.”Kalau orang Paciran, Blimbing, Brondong atau masyarakat wilayah utara Lamongan kerja ke luar negeri itu sudah biasa. Jadi kami juga tidak perlu nanya jauh – jauh waktu kakak saya pamit pergi kerja ke Qatar,”tandasnya.
Saaar ini pihaknya hanya menunggu secepatnya kabar dari hasil tes DNA dari sampel darah ibunya, Zumaroh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar