Kamis, 02 Juli 2020

Presiden Jokowi Marah Gubernur Jawa Timur Kena Ultimatum

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan waktu selama dua minggu bagi seluruh stake holder di Jawa Timur untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19.

Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, kasus konfirmasi positif Covid-19 melonjak signifikan.  Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan waktu selama dua minggu bagi seluruh stake holder di Jawa Timur untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19. Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, kasus konfirmasi positif Covid-19 melonjak signifikan.

Hal tersebut Khofifah Indar Parawansa dan bupati maupun wali kota dalam rapat terbatas dengan topik penanganan Covid-19 tingkat provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki," kata Jokowi.


"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama melakukan manajemen krisis," lanjutnya.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan bahwa berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, kasus positif di Jawa Timur kemarin mencapai 183 orang.
Baca:Jokowi: Kita Sekarang pada Posisi Krisis Kesehatan & Ekonomi


"Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31%," ujar Jokowi.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun menekankan agar ada kerja sama antarpemangku kepentingan terkait dalam mengatasi hal ini. Apalagi, Jokowi menegaskan bahwa ada salah satu wilayah di Jatim yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.

"Saya melihat memang yang paling tinggi adalah Surabaya Raya. Ini adalah wlayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu. Enggak bisa sendiri, gak bisa," katanya.

Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id, Kamis (25/6/2020), kasus konfirmasi positif di Jatim mencapai 10.263. Dari jumlah itu, sebanyak 3.236 sembuh dan 767 meninggal. Kasus konfirmasi positif terbanyak berada di Kota Surabaya, yaitu 4.962 dengan perincian 1.838 sembuh dan 369 meninggal.

Hal tersebut Khofifah Indar Parawansa dan bupati maupun wali kota dalam rapat terbatas dengan topik penanganan Covid-19 tingkat provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya. "Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki," kata Jokowi.

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama melakukan manajemen krisis," lanjutnya.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan bahwa berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, kasus positif di Jawa Timur kemarin mencapai 183 orang.
Baca:Jokowi: Kita Sekarang pada Posisi Krisis Kesehatan & Ekonomi


"Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31%," ujar Jokowi.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun menekankan agar ada kerja sama antarpemangku kepentingan terkait dalam mengatasi hal ini. Apalagi, Jokowi menegaskan bahwa ada salah satu wilayah di Jatim yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.

"Saya melihat memang yang paling tinggi adalah Surabaya Raya. Ini adalah wlayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu. Enggak bisa sendiri, gak bisa," katanya.

Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id, Kamis (25/6/2020), kasus konfirmasi positif di Jatim mencapai 10.263. Dari jumlah itu, sebanyak 3.236 sembuh dan 767 meninggal. Kasus konfirmasi positif terbanyak berada di Kota Surabaya, yaitu 4.962 dengan perincian 1.838 sembuh dan 369 meninggal.Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan waktu selama dua minggu bagi seluruh stake holder di Jawa Timur untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19. Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, kasus konfirmasi positif Covid-19 melonjak signifikan.

Hal tersebut Khofifah Indar Parawansa dan bupati maupun wali kota dalam rapat terbatas dengan topik penanganan Covid-19 tingkat provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya. "Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki," kata Jokowi

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama melakukan manajemen krisis," lanjutnya.

Jatim disorot karena beberapa hari terakhir ini kasus hariannya tertinggi se-Indonesia. Saat ini berdasar catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim per Jumat, 26 Juni 2020, pukul 17.00 WIB melebihi DKI Jakarta, yaitu total kasus positif 10.886 (DKi Jakarta tercatat 10.796 kasus), kasus sembuh 3.619, dan kasus meninggal dunia 815.

"Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31%," ujar Jokowi.

Dari sisi jumlah Jatim sudah melebihi DKI Jakarta, namun kedua provinsi tersebut tidak bisa diperbandingkan karena topografis dan jumlah penduduk jauh berbeda. Jatim memiliki luas wilayah 47.922 km2 (provinsi terluas di Pulau Jawa) terdiri atas 29 Kabupaten dan 9 Kota dengan jumlah penduduk sekitar 40 juta jiwa, sementara DKI Jakarta luasnya "hanya" 661,5 km2 terdiri atas 5 Kota dan satu Kabupaten serta jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun menekankan agar ada kerja sama antar pemangku kepentingan terkait dalam mengatasi hal ini. Apalagi, Jokowi menegaskan bahwa ada salah satu wilayah di Jatim yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.

"Saya melihat memang yang paling tinggi adalah Surabaya Raya. Ini adalah wlayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu. Enggak bisa sendiri, gak bisa," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan waktu selama dua minggu bagi seluruh stake holder di Jawa Timur untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19. Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, kasus konfirmasi positif Covid-19 melonjak signifikan.

Hal tersebut Khofifah Indar Parawansa dan bupati maupun wali kota dalam rapat terbatas dengan topik penanganan Covid-19 tingkat provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki," kata Jokowi, Kamis.

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama melakukan manajemen krisis," lanjutnya.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan bahwa berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, kasus positif di Jawa Timur kemarin mencapai 183 orang.

"Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31%," ujar Jokowi.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun menekankan agar ada kerja sama antarpemangku kepentingan terkait dalam mengatasi hal ini. Apalagi, Jokowi menegaskan bahwa ada salah satu wilayah di Jatim yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.

"Saya melihat memang yang paling tinggi adalah Surabaya Raya. Ini adalah wlayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu. Enggak bisa sendiri, gak bisa," katanya.

Sedangkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani mengaku bahwa pihaknya terus bekerja totalitas agar pandemik COVID-19 ini dapat dikendalikan di Surabaya."Kita kerja mulai kemarin-kemarin, kita terus bekerja," ucapnya.

Orang nomor satu di Kota Pahlawan yang karib disapa Risma ini menjelaskan, untuk saat ini, kasus penularan banyak terjadi di lingkungan keluarga. Artinya ketika satu orang positif bisa menulari anggota keluarganya.

"Saya minta temen-temen (gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Surabaya) untuk nekan, jadi, misalnya, satu keluarga itu ada yang positif harus bisa mengajak untuk rawat inap, supaya ngak menulari anggota keluarganya," ucap Risma.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar