Minggu, 21 April 2013

Soal Unas Tertukar, Murni Kesalahan Percetakan


Tertukarnya soal Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Inggris hingga mengakibatkan ujian nasional (unas) di SMA 17 Agustus 1945 tertunda satu jam ternyata tidak membuat kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan murka.

Mantan Kepala Bapemas KB ini bisa  memaklumi kesalahan itu. "Kemungkinan mereka capek karena sebelumnya harus lembur mengurusi distribusi, jadi maklum kalau ada kesalahan sedikit,"katanya.

Ikhsan memastikan tidak akan ada sanksi bagi pihak sekolah, pengawas perguruan tinggi, kepolisian maupun sub rayon 26 terkait kesalahan itu.

"Namanya manusia tidak cermat sedikit gak pa pa. Yang penting unas bisa dilanjutkan. Mau disanksi yang gimana lagi,"katanya.

Hal serupa diucapkan Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun. "Ini masalah biasa. Yang penting,  jangan sampai ini terulang lagi. Cukup sekali ini saja," katanya.

Harun memastikan insiden ini tidak mempengaruhi pelaksanaan unas di jatim. Dia memastikan tidak ada permasalahan berarti terkait pelaksanaan unas di jatim. "Distribusi, pengawasan, kesiapan soal tidak ada masalah. Semua diselesaikan di rayon masing-masing. Ini harus dipertahankan," katanya.

Untuk besok, karena ada dua mata pelajaran yang diujikan Harun meminta panitia lebih cermat lagi. "Untuk siswa, jangan percaya ada soal atau kunci jawaban bocor karena itu tidak mungkin. Lakukan sesuai kemampuan pribadi,"pungkasnya

Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun memastikan kesalahan isi naskah ujian nasional (unas) di salah satu amplop SMK PGRI 6 murni kesalahan percetakan.

Hal itu sangat mungkin terjadi karena banyaknya naskah unas yang harus dicetak.

"Sesuai SOP, jika ada kejadian seperti itu naskahnya bisa diambil dari naskah cadangan. Kalau tidak cukup dicari di sekolah terdekat. Dan yang penting jadwal ujian yang sudah terbuang itu harus ditambah. Jika itu sudah dilakukan ya tidak masalah," katanya kepada SURYA Online, Rabu (17/4/2013).

Dengan kesalahan ini, Harun bertekat akan mengevaluasinya.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jatim, menyebut kemungkinan adanya sanksi bagi percetakan jika dalam evauasi se-Jaatim, jika kasus-kasus akibat kesalahan percetakan ini banyak.

Bisa jadi percetakan tersebut tidak dipakai lagi untuk pencetakan naskah unas tahun depan.

"Kesalahan-kesalahan ini kan ditulis dalam berita acara kesalahan. Nanti terakhir kita kumpulkan dan kita lihat berapa kesalahan yang dilakukan pelaksana dan berapa akibat kesalahan percetakan. Ini semua dievaluasi," pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar