Senin, 20 Mei 2013

Caleg Incumbent Protes Nomor Urut

SURABAYA - Calon anggota legislatif (caleg) incumbent dari Partai Demokrat Kota Surabaya protes penempatan nomor urut. Ini karena mereka mendapat nomor buncit antara 4 sampai 11 untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 mendatang.

“Saya heran kenapa caleg incumbent ditaruh nomer urut tengah hingga akhir dalam pencalegan 2014-2019. Padahal, loyalitas mereka di partai cukup bagus. Melihat ini seolah-olah kerja kami selama ini tidak dihargai. Apalagi, saya ditaruh di nomor urut 4 di Dapil (Daerah Pemilihan) 2 Kota Surabaya,” kata Mochamad Anwar, caleg Demokrat yang juga Anggota DPRD Surabaya dari Demokrat tersebut, Senin (20/5).

Menurut dia, pihaknya sangat kecewa dengan keputusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Surabaya yang menempatkan caleg incumbent di nomer urut 4-11. Apalagi, lanjut dia, di dapilnya tersebut yang menempati posisi nomor urut 1 adalah Zaini berasal dari Dapil 4. Caleg ini diduga merupakan titipan dari Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jatim.

Mendapati hal itu, ia sempat mempertanyakan hal itu kepada Ketua DPC PD Surabaya Dadik Risdariyanto melalui pesan singkat (SMS), namun tidak dibalas. “Ini yang kami sayangkan, padahal loyalitas saya kepada partai tidak diragukan lagi,” ujarnya.

Setelah itu, lanjut dia, pihaknya juga menirim SMS kepada Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya Muzayin. Secara kebetulan Muzayin membalas SMS-nya dan mengatakan tidak mempunyai kewenangan apa-apa dan harap maklum.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya ini melanjutkan, Muzayin sempat mengatakan untuk menerima keputusan itu dan dijanjikan akan diberi posisi atau jabatan sebagai Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Surabaya yang selama ini dijabat Agus Santoso. “Saya tidak mau menempati jabatan itu, saya hanya ingin nomor urut atas yakni satu atau dua pada pemilu legislatif nanti, itu saja,” ujarnya.

Tidak puas dengan jawaban tersebut, Anwar langsung menghubungi Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim Bonie Laksmana. Pada saat dia hubungi, Bonie mengatakan tidak tahu apa-apa soal penempatan itu.

Sebetulnya, lanjut dia, pihaknya ditempatkan di nomor urut dua sudah bisa menerima. Hanya saja, perjuangan dan pengabdiannya selama ini tidak pernah dihiraukan. “Saya berjuang di partai sudah lama, bahkan pada saat Pilkada Surabaya saya berjuang mati-matian membela calon walikota Arif Affandi sebagaimana arahan partai, sedangkan yang lain mendukung calon lain yang tidak mendapat rekomendasi partai,” katanya.

Selain itu, M. Anwar dan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya Irwanto Limantoro merupakan kunci utama pelengseran Ketua DPRD Surabaya Wishnu Wardhana beberapa waktu . “Tapi saya dapat kabar, katanya ada perubahan. Saya masuk nomor urut 2 yang sebelumnya ditempati Pak Irwanto. Sedangkan Pak Irwanto tidak tahu apa masuk nomor urut satu atau menggantikan saya di nomor urut empat. Tapi Pak Irwanto masih berjuang di DPD,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya Dadik Risdaryanto mengatakan, perubahan itu belum final karena jadwal perbaikan Daftar Calon Sementara (DCS) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya berakhir pada 22 Mei mendatang. “Belum final. Kita akan lihat. Sampai saat ini belum ada keputusan perubahan nomor urut,” katanya singkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar